Inovasi Lahir dari Permasalahan di Lingkungan Kerja

M. Fadhly menjelaskan teknik membuat inovasi (Foto: Arnas, Staf Bapelitbangda Padang Pariaman)

Judul tulisan singkat ini adalah kesimpulan yang didapat dari penyampaian materi Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Kadisdukcapil), M. Fadhly pada Rapat Koordinasi (Rakor) Penguatan Inovasi Tahun 2022 di Grand Basko Hotel, Padang, 26 Maret 2022.

Rakor yang digelar Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Padang Pariaman itu menampilkan  lima narasumber yaitu, Bupati, Sekda, Kadisdukcapil dan dua orang pejabat fungsional dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Bupati melakukan evaluasi dan memberikan motivasi kepada Kepala Perangkat Daerah agar meningkatkan penciptaan inovasi dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi perangkat daerah dalam melayani masyarakat sebagai wujud pencapaian visi dan misi daerah.

Dalam konteks evaluasi dan motivasi dari Bupati, semestinya acara ini wajib dihadiri oleh Kepala Perangkat Daerah didampingi satu orang yang diberi tanggung jawab dalam menyiapkan kelengkapan administrasi inovasi. Sementara Sekda, materinya lebih teknis kepada evaluasi dan memberi penekanan kepada persiapan menghadapi kompetisi Innovation Government Award (IGA) 2021.

Fadhly memaparkan tentang Praktik Terbaik Inovasi Disdukcapil. Dibandingkan dua narasumber dari BRIN, menurut saya, paparan Fadhly lebih mudah dipahami dan dimengerti sehingga seorang peserta menyampaikan sanjungan setinggi langit kepada Fadhly. Bahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan, Kawasan Permukiman Dan Pertanahan (LHPKPP), Nety Warni mengatakan kepada saya: "Kalau sejak dulu dapat penjelasan seperti yang disampaikan Fadhly, pasti banyak inovasi yang lahir".

Jika saja tidak ada pertimbangan lain, untuk acara serupa, sebaiknya narasumber cukup Fadhly saja. Fadhly diundang sebagai narasumber dari beberapa daerah sampai ke Nias, rugi kalau kita sendiri tidak memanfaatkannya. Cukup undang Fadhly dua kali pertemuan, saya pastikan setelah itu lahir lima inovasi di masing-masing perangkat daerah.

Saya hentikan sampai di sini dulu soal Fadhly. Saya hendak fokus menulis ulang apa yang disampaikan Fadhly tentang bagaimana proses melahirkan sebuah inovasi.

Menurut Fadhly, melahirkan inovasi tidak sulit. Inovasi lahir dari permasalahan yang muncul di lingkungan kerja. Fadhly memberikan contoh ketika mengevaluasi capaian masyarakat yang harus memiliki KTP Elektronik. "Kenapa capaian kita tidak pernah mencapai 99% ke atas, selalu mentok di angka 98 koma sekian. Setelah brainstorming, diskusi intensif dengan staf (pejabat eselon 3, 4 dan staf) di Disdukcapil, didapatlah penyebab masalahnya yaitu ada masyarakat yang belum tersentuh oleh layanan Disdukcapil yaitu disabilitas, orang tua, orang gila, dan sejenisnya. Dari temuan masalah ini kita lahirkan inovasi Tunggu Di Rumah Saja disingkat TDS," kata Fadlhy bercerita.

Proses pembuatan TDS menjadi sebuah inovasi melalui tahapan berikut: Temukan masalah, jaring ide, evaluasi ide-ide, tentukan ide terbaik, kembangkan ide, terapkan ide, monitoring. Ada proses kreatif bersama seluruh komponen di dalam institusi kerja. "Bahkan, seorang cleaning service pun berperan dalam melahirkan inovasi," kata Fadhly lagi.

Menurut Fadhly, setelah sebuah ide inovasi lahir, dibutuhkan setidaknya tiga (3) bulan masa percobaan. Di sini akan terjadi bongkar pasang konsep ide. Bahkan setelah dijalankan selama satu tahun pun ada kemungkinan inovasi tersebut dievaluasi dan diperbaiki atau ditambah agar lebih mendapatkan hasil yang maksimal.

Satu hal yang saya tangkap dari penjelasan Fadhly adalah lahirnya sebuah inovasi pada sebuah instansi pemerintah haruslah dimulai dari konsep pemikiran pimpinannya. Jika pun ada staf yang cerdas dan kreatif dalam melahirkan ide inovasi, jika pimpinannya tidak punya paradigma berpikir inovatif, ide staf hanya masuk kuping kanan lewat kuping kiri pimpinan. Apalagi pimpinan tersebut dibelenggu oleh pikiran negatif atau ketidakmampuan keluar dari masalah, seperti terbatasnya anggaran, SDM, sarana prasarana, budaya organisasi, dll.

Mudah-mudahan melalui tulisan singkat ini, Kabupaten Padang Pariaman kembali berada di puncak daerah yang terinovatif seperti tahun 2018 lalu.

Posting Komentar

0 Komentar

Instructions

Berlangganan Melalui E-mail

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan artikel terbaru saya:

Web Analytics

Lokasi Pengunjung Hari Ini