Kisah Pemilik Rumah yang Ramah

Sumber foto: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-keluarga-bahagia-4205505/

Oleh: Andri Satria Masri, S.E., M.E. 

Dua tulisan sebelumnya mengkisahkan suka duka pasangan-pasangan burung Dara yang menjalani kehidupannya. Kali ini, dikisahkan tentang pemilik rumah yang pokok pohon di halaman rumahnya didatangi pasangan burung Dara untuk membuat sarang. 

Kisah ini dimulai dari pemilik rumah yang mempunyai pohon Mangga di depan halaman rumahnya. Pemilik rumah ini adalah pasangan yang berbahagia dengan dua pasang anak, dua laki-laki dan dua perempuan. Keempat anaknya tumbuh sehat dan bahagia karena memiliki orang tua yang sangat menyayangi mereka. 

Kedua orang tua itu sangat menyayangi hewan tetapi mereka tidak suka memeliharanya dengan alasan tertentu. Misal, anjing. Karena mematuhi aturan agama mereka tidak memelihara anjing. Mereka sangat suka kucing tetapi karena anak perempuannya alergi bulu kucing maka tidak mereka pelihara. Burung juga masuk daftar hewan yang tidak mereka pelihara karena menurut mereka burung memiliki sayap maka kehidupan alami burung adalah mengangkasa. Selain itu, mereka kuatir akan menyakiti hewan jika dipelihara di rumah tidak terawat dengan baik apalagi ketika mereka keluar rumah untuk jangka waktu yang lama. 

Walaupun mereka tidak memelihara hewan di rumah, mereka terkenal sebagai penyayang hewan. Jika ada hewan yang datang ke rumah karena luka merek obati, jika lapar mereka beri makan, jikanhaus mereka beri air. 

Begitulah, ketika sepasang burung Dara datang mau bersarang di pokok pohon Mangga mereka tidak mengusir malah menyiapkan suasana dan kondisi rumah mereka nyaman untuk kedua burung Dara tersebut. Keempat anak mereka pun tidak pernah menakut-nakuti kedua burung itu baik ketika di atas pohon Mangga atau saat mereka terbang rendah ke halaman rumah. 

Setiap pagi dan sore keluarga itu sempatkan menabur biji-bijian makanan kesukaan burung Dara. Mereka senang melihat kedua burung tersebut berebut mematuki biji padi atau biji jagung. Karena rumah mereka tidak ada hewan lain maka kedua burung tersebut dengan tenang mematuki biji-bijian di halaman rumah. Pohon Mangga mereka juga pohon yang sehat dan terawat sehingga membuat kedua burung Dara senang dan nyaman membuat sarang. 

Pada saat pasangan burung Dara itu beranak pinak memenuhi pohon Mangga dengan sarang-sarang mereka, saat mereka menabur biji-bijian, tidak cukup lagi untuk semua anggota keluarga burung, akhirnya pemilik rumah memutuskan menangkap beberapa ekor burung Dara yang sudah tua untuk digoreng dijadikan lauk. Si burung Dara tidak lari dari pohon Mangga, sepertinya mereka menyadari populasi mereka bertambah sementara tidak ada yang mau pindah ke pokok pohon yang lain karena sudah merasa nyaman di situ. 

Kondisi ini menjadi simbiosis mutualisma antara pemilik rumah dengan si burung Dara. 

Hal yang berbeda terjadi di rumah sebelah menyebelah. Ada dua rumah di kanan dan dua rumah di kiri yang pokok pohonnya juga didatangi pasangan burung Dara. 

Rumah pertama sampai keempat tidak berhasil membuat burung Dara bersarang karena beberapa situasi dan kondisi yang membuat burung-burung tidak nyaman. 

Tiga kisah di atas, adalah sebuah analogi dalam konteks mengundang calon investor masuk ke sebuah daerah. 

Rumah pertama sampai keempat adalah rumah atau daerah yang situasi dan kondisinya membuat calon investor untuk datang. Beda dengan rumah kelima yang kondisi dan iklimnya sangat kondusif untuk melakukan aktifitas kehidupan. 

Seorang investor tidak akan ujug-ujug menanamkan modalnya yang sangat berharga jika menurut pengamatan dan perkiraan mereka tidak bisa melipatgandakan modal tersebut. Daripada habis tanpa bisa dicegah, lebih baik tanam di daerah lain atau jadikan deposito. Begitulah kira-kira pikiran seorang investor yang rasional. 

Seorang investor akan mempertimbangkan banyak hal ketika hendak memutuskan akan berinvestasi di suatu daerah. Keamanan, kenyamanan, ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, sarana prasarana yang bagus, iklim usaha yang sehat, regulasi yang mendukung adalah sebagian prasyarat yang mereka idamkan. Terlebih lagi kalau ada insentif yang menggiurkan seperti perizinan yang mudah, gratis tidak berbelit-belit, tax holiday atau dibebaskan pajak retribusi untuk sekian waktu adalah idaman investor. Tidak ada tukang palak, tidak ada yang minta amplop, tidak ada yang minta uang keamanan adalah harapan semua investor. 

Rumah, pohon atau daerah yang diminati oleh burung Dara untuk disinggahi tidak jauh beda dengan investor bahkan hitungannya lebih rumit dan komprehensif. Mereka sampai menyewa konsultan untuk membuat feasibility study agar modal yang akan mereka tanamkan bisa berlipat ganda hasilnya.

Posting Komentar

0 Komentar

Instructions

Berlangganan Melalui E-mail

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan artikel terbaru saya:

Web Analytics

Lokasi Pengunjung Hari Ini