Anak: Aset atau Amanah?




Seorang teman kantor bercerita tentang dia menasehati isterinya karena memarahi anak mereka.

Dia tidak setuju sang isteri memarahi anak dengan cara, menurut dia, agak kasar dan tidak mendidik.

Saya menyetujui tindakannya demikian karena saya juga tidak setuju mengajajari anak dengan kekerasan.

Tetapi lanjutan kalimatnya yang membuat saya tidak lagi setuju dengan dia, apa pasal?
Menurut dia, anak itu adalah aset yang sangat berharga bagi orang tua. Jika kita sebagai orang tua sudah tua renta, anaklah yang akan merawat kita. Anaklah yang akan menjaga hari tua kita supaya tidak terlunta lunta karena tidak bisa lagi menyari nafkah.

Menurut saya, anak adalah amanah, tanggung jawab dan kewajiban orang tua yang diberikan oleh Maha Pencipta guna diberikan penghidupan, sandang pangan, perlindungan dari hujan terik panas matahari dan marabahaya yang akan melukai fisiknya. Jadi, anak kita pada dasarnya adalah kewajiban yang harus diemban orang tua sampai si anak bisa hidup dan menghidupi diri pribadinya. Selepas itu barulah orang tua lepas tanggung jawabnya atau kasarnya lepas bebannya.

Kemudian, pada saat si anak sudah bisa mandiri bahkan kemudian menjadi pribadi yang sukses, apakah berkewajiban pula memelihara orang tuanya layaknya orang tua memelihara anaknya? Menurut saya tidak ada keharusan dan kewajiban anak memelihara orang tuanya.

Karena apa?

Karena si anak pada saat itu sedang mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang akan menghidupi sebuah keluarga. Dia butuh waktu, dana dan ruang untuk menyiapkan semua itu. Dan pada saat itu sebaiknya orang tua menyadari keadaan tersebut dan tidak ikut menambah beban si anak dengan bertingkah laku bahwa mereka layak dipelihara seperti mereka dipelihara waktu kecil.

Kalau begitu, dimana letak bakti anak kepada orang tuanya?

Di sinilah seharusnya orang tua menyadari kalau ingin dipelihara dan dilindungi oleh anak waktu tua nanti, sejak anak masih kecil tanamkanlah kepada anak pendidikan bahwa berbakti kepada orang tua adalah kebutuhan anak bukan kewajiban. Pada saat si anak sudah besar, jika dia tidak berbakti jangan marah atau kesal, itu artinya pendidikan berbakti kepada orang tua tidak masuk ke kepala si anak.

Posting Komentar

0 Komentar

Instructions

Berlangganan Melalui E-mail

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan artikel terbaru saya:

Web Analytics

Lokasi Pengunjung Hari Ini