Organ Tunggal Pernikahan Merusak Suasana Silaturrahim



Tulisan ini adalah hasil sebuah perenungan dari menghadiri setiap undangan pernikahan, baik teman kantor, tetangga maupun sanak famili dan kerabat.

Sebagai ummat Nabi Muhammad SAW, sudah menjadi kewajiban menghadiri undangan pernikahan sekuat kemampuan diri. Dalam arti, apabila tidak ada aral melintang yang berarti diupayakan hadir memberi ucapan kebahagiaan kepada yang mengundang dan kedua mempelai.

Prosesi acara pernikahan di Sumatera Barat khususnya dan di Indonesia umumnya, dewasa ini memiliki kesamaan dalam menghidangkan hiburan bagi tetamu yang datang yaitu: organ tunggal dengan penampilan artis-artis yang berpakaian seronok dan seksi. Lagu-lagu yang diperdengarkan pun tidak kalah menariknya dan terbaru baik jenis pop, rock, slow rock, dlsbnya. Suara yang dikeluarkan oleh alat musik elektronik canggih tersebut kadang melebihi daya tangkap/dengar dari telinga dengan maksud memperlihatkan begitu semaraknya pernikahan si tuan rumah.

Tetapi tulisan ini bukan untuk menyorot cara berpakaian dan jenis lagu yang dibawakan artis-artis tersebut tapi lebih luas dari itu, yaitu keberadaan organ tunggal dalam acara pernikahan dengan volume musik yang begitu besar dan hingar bingar sehingga (menurut saya) merusak suasana acara itu sendiri.

Kenapa suasana bisa rusak?

Menurut saya, menghadiri undangan pernikahan adalah sebuah proses silaturrahim yang sangat berharga untuk diikuti karena kita bisa bertemu dengan semua orang yang kita kenal maupun yang tidak. Kepada yang kita kenal, acara tersebut bisa menguatkan kembali buhul silaturrahim yang mungkin sudah lama tidak terjalin dikarenakan kesibukan kerja dan berumahtangga. Sedangkan yang baru kita kenal bisa menjadi ajang perkenalan dan menambah teman/sahabat/kenalan/rela
si baru bahkan bisa menjadi calon pacar/isteri/suami/besan/menantu dlsbnya.

Dalam acara tersebut, sambil makan dan minum hidangan yang disediakan tuan rumah kita bisa bercakap-cakap, bersenda gurau dan bercengkrama dengan bebas tanpa ada halangan dari sisi strata sosial ekonomi.

Namun disebabkan tuan rumah juga menhidangkan organ tunggal dengan suara yang hingar bingar membuat kegiatan bercakap-cakap dan bersenda gurau menjadi tidak menyenangkan karena masing-masing orang harus berusaha berbicara dengan keras untuk menutupi suara musik organ tunggal yang keras. Hasilnya adalah: suara habis, tenggorokan sakit, yang diperbincangkan tidak nyambung.

Akhirnya, setiap menghadiri undangan acara pernikahan menjadi rutinitas yang sangat menyakitkan dan membosankan.

Yang paling sedihnya adalah apabila saya menghadiri undangan pernikahan kerabat dekat yang tinggal jauh dari tempat kediaman (luar kota atau luar daerah).

Terbayang dari rumah: betapa menyenangkannya datang ke acara pernikahan kerabat dekat yang sudah lama tidak dikunjungi. Sambil bersenda gurau, bertukar cerita dan sambil memperkenalkan anggota keluarga baru (anak, menantu atau ipar). Tetapi suara musik organ tunggal membuyarkan semua itu. Lebih berharga musik organ tunggal didengar daripada bertukar kabar berita dengan sesama kerabat.

Posting Komentar

1 Komentar

Instructions

Berlangganan Melalui E-mail

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan artikel terbaru saya:

Web Analytics

Lokasi Pengunjung Hari Ini