Menjadi Pemimpin Itu Mudah!

Ilustrasi: http://dhany1412.blogspot.com
"Menjadi pemimpin itu mudah," kata mantan Asisten II Kab. Padang Pariaman, pak Yuheldi, kepada saya pada suatu kesempatan beberapa tahun yang lalu.

"Kok mudah pak?" tanya saya heran. "Saya liat memimpin itu sangat sulit pak," bantah saya lagi.

"Apanya yang sulit, cukup melakukan tiga hal saja sudah bisa memimpin," jelas pak Yuheldi yang pernah mencalon sebagai Wakil Walikota Padang Panjang.

"Apa saja tiga hal tersebut pak?" tanya saya mengejar.

"Mengangguk, Menggeleng dan Marah-Marah, cukup itu saja!" tandasnya tegas.

"Cuma itu pak?" tanya saya heran. Mudah banget jadi pemimpin kalau begitu pikir saya. Kalu cuma itu semua orang juga bisa memimpin, bisik saya dalam hati.

"Iya, cuma itu...," katanya lagi. Kemudian dia menjelaskan secara singkat tiga pekerjaan pemimpin tersebut.

Di pemerintahan, misalnya di tingkat kabupaten. Pemimpin itu Bupati, memiliki ribuan orang hebat lulusan perguruan tinggi dari yang terkemuka sampai yang akreditasinya dipertanyakan. Mulai berijazah SD sampai Profesor. Mereka bekerja memeras otak dan tenaga memikirkan dan memajukan kabupaten tersebut. Pemikiran mereka tuangkan dalam bentuk proposal, telaah staf atau lisan langsung kepada bupati. Bupati tidak perlu baca semua pemikiran tersebut karena secara berjenjang sudah ada yang membacanya. Jika bupati tidak yakin dengan pembacaan bawahannya diserahkan kepada konsultan yang dibayar dari uang daerah. Setelah dibaca dan diparaf oleh bawahannya bupati tinggal bikin persetujuan (anggukan) dalam proposal/telaah staf tersebut. Kalau tidak setuju tinggal mengembalikan (menggeleng) kepada bawahan untuk diperbaiki. Kalau tidak memenuhi harapan tinggal marah-marah kalau perlu dimutasikan.

"Mudahkan?" tanya pak Yuheldi setelah menjelaskan panjang lebar kepada saya.

"Namun, untuk bisa mengangguk, menggeleng dan marah-marah tentu tidak bisa semudah itu. Itu membutuhkan kemampuan, kecerdasan, kecerdikan, mentalitas yang telah teruji beberapa waktu dan kesempatan," jelas pak Yuheldi lagi.

"Sekolahnya tidak hanya di lembaga pendidikan juga di masyarakat, organisasi, dll. Kalau perlu butuh jatuh bangun dulu dalam kehidupan....," kata pak Yuheldi sambil menatap foto Gubernur Sumbar yang tergantung di ruang kerjanya.

Posting Komentar

0 Komentar

Instructions

Berlangganan Melalui E-mail

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan artikel terbaru saya:

Web Analytics

Lokasi Pengunjung Hari Ini